Thursday, October 15, 2009

Persephone merindukan Hades.

Belum genap seminggu ia meninggalkan dunia bawah, meninggalkan Hades yang dicintainya, ia sudah sangat rindu padanya. Ia rindu matanya yang gelap, suara hembusan nafasnya, dan semuanya yang berkaitan dengan pria itu.

Semenjak ia pergi, ia diliputi semacam perasaan kompleks yang tak tergambarkan. Campuran antara perasaan senang karena bebas, kehilangan, ketakberdayaan, kemarahan, dan kesedihan yang mendalam. Ia ingat dulu bagaimana Hades menculiknya, memaksanya untuk tinggal di dunia bawah, memaksanya untuk melakukan hal-hal yang tidak biasa ia lakukan, memaksanya untuk mencintainya.

"Apa yang bisa kau lakukan tanpaku, Hades?", desah Persephone sambil memandangi langit.Sinar matahari menghangatkan kaki Persephone. Ia memejamkan matanya, membayangkan betapa indahnya berbagi sinar matahari dengan Hades, yang tentu saja tidak pernah merasakan hal seperti ini karena dunia bawah tidak pernah disinari oleh matahari.

Ia lalu membayangkan Hades menyentuh tangannya dan merapikan gelungan rambutnya. Dan entah kenapa semua hal dalam benaknya menjadi sangat nyata.Tangan itu. Nafas itu. Kulitnya yang pucat sedingin es. Hades terasa begitu dekat dengannya sekarang. Persephone (yang tentu saja sedang berdelusi) tersenyum dan membuka matanya. Ia tidak akan khawatir lagi sekarang,

karena Hades masih menunggunya kembali.

1 comment:

nadya demadevina said...

saya juga terobsesi dengan persephone dan hades :)