don't go

"If only i could make time stops believe me i would try. And if i truly love you, i must let you go. And oh, i love you so, if only you could know..."

King Triton to Ariel (The Little Mermaid Broadway)

good things come to those who wait

Sepertinya gue harus percaya sama kalimat diatas. Hmmm, let's see if i can make a little miracle for my paper...

wrong perception

Semua nilai gue semester ini udah keluar. Sesungguhnya, gue kecewa akan hasil yang gue dapatkan, karena tidak sesuai dengan apa yang gue cita-citakan. I deserve better. I've worked really really hard. Apa itu semua gak dipertimbangkan? Apa semua itu gak bisa terlihat oleh mata?

Dari kecil orang tua gue mengajari gue tentang dua hal. Yang pertama adalah, tidak semua hal yang kamu inginkan harus kamu dapatkan. Dan yang kedua adalah, pentingnya bersyukur walau hal apapun menimpa gue. Yang pertama cukup bisa gue lakukan, walaupun gue anak tunggal, gue gak mendapatkan semuanya. Orang tua gue sebisa mungkin gak membiasakan gue dengan hal-hal yang akan membuat gue manja, sehingga mental gue sudah cukup terlatih untuk sebisa mungkin bertahan di kondisi gak ideal dunia nyata.

Yang kedua itu yang gue masih belum bisa lakukan. Gue tahu everything happens for a reason. Tuhan baik, Tuhan punya rencana, Tuhan sayang sama gue. Tapi gue masih sulit melihat, apa sebenarnya rencana Tuhan itu? Kadang gue menjadi benci sama diri gue sendiri dan melontarkan pertanyaan-pertanyaan: "apakah usaha gue kurang keras?" atau "sebenarnya apa yang masih kurang dari diri gue?". Sebenarnya pertanyaan itu bisa gue jawab, karena gue-lah yang paling mengetahui diri gue, effort yang gue keluarkan untuk sebuah hal, dan kemampuan diri gue. Dan entah kenapa, gabungan dari semua jawaban pertanyaan itu kurang sesuai dengan kenyataan yang gue terima.

Well i guess i'm wrong about myself, i'm not that brilliant, i'm not talented. Tapi itu yang Tuhan berikan pada gue, gue harus mensyukurinya.

Cukup. Gue bohong kalau gue bilang gue gak sedih. Pada kenyataannya, gue sangat sedih. Sedih karena persepsi yang gue ciptakan untuk diri gue sendiri.

the way sadness works on a coffee tumbler

Lagi bosen banget sama kerjaan di lab, padahal ada 2 deadline yang harus dikejar sebelum bulan Juni ini berakhir, plus satu lagi ujian TOEFL (yang bakal menentukan gue pergi atau nggak ke Melbourne). Akhirnya gue memutuskan buat menggambari cover tumbler gratisan gue (dapet dari beli oreo 3 biji). Seperti inilah outcome dari procrastination gue sore ini:

Udah lama banget gue nggak gambar, gambar gue jadi sangat ancur-ancuran. Orang yang gue gambar pun terlihat kayak Suneo yang di Doraemon. Tapi kalo diliat dari jauh tetep keren sih, cuma warna tumblernya aja salah, kuning gitu. Coba item, pasti bakal lebih keren lagi. Dan quote yang gue tulis itu potongan quotenya Lemony Snicket di buku A Series of Unfortunate Events yang ke-11, The Grim Grotto. Ini quote lengkapnya:

The way sadness works is one of the strangest riddles of the world. If you are stricken with a great sadness, you may feel as if you have been set aflame, not only because of the enormous pain, but also because your sadness may spread over your life, like smoke from an enormous fire. You might find it difficult to see anything but your own sadness, the way smoke can cover a landscape so that all anyone can see is black. You may find that happy things are tainted with sadness, the way smoke leaves its ashen colors and scents on everything it touches. And you may find that if someone pours water all over you, you are damp and distracted, but not cured of your sadness, the way a fire department can douse a fire but never recover what has been burnt down.

Tadinya sih gue mau tulis quotenya C.S Lewis yang "to love is to be vulnerable", tapi enggak jadi ah, soalnya terlalu gimana gitu gue tulis itu di tumbler yang akan gue pake buat minum kopi sore-sore. Akhirnya setelah browsing-browsing di Goodreads, quote ini yang gue pilih. Kenapa gue milih quote ini? Lagi sedihkah gue? Hahaha enggak kok, gue emang selalu attracted to sad things seperti yang pernah gue bilang di postingan gue yang ini. Jangan khawatir, itu bukan personality disorder kok, rata-rata orang melankolis itu attracted to sad things, termasuk gue sebagai melankolis sejati down to the blood cells.

Ok, back to work! :)

nilai-nilai semester ini

Tinggal dua lagi nilai belum keluar semester ini, semoga nilainya sebagus 2 nilai yang sudah keluar >.<

*lagi kena sindrom males posting*

akhirnya semua itu berakhir

Hari ini, gue presentasi akhir kuliah komputasi numerik, kuliah yang tiap hari bikin gue bedagang tidur minimal jam 4 pagi itu. Yah presentasinya sebenernya bisa dibilang agak-agak fail sih, mengingat yang gue kerjain itu adalah hal yang extremely absurd. Hahahaha tapi yasudahlah, sudah berlalu, tinggal berdoa aja ada keajaiban biar semester ini perfect GPA, biar nyokap senang :) hoho

Ini lho yang gue kerjain selama kuliah komnum:

Jadi yang gue lakukan itu kayak rekonstruksi dinosaurus 3 dimensi gitu dari gambar-gambar dinosaurus lain yang masih 2 dimensi. Estimasi kameranya disuruh pake metode numerik. Kebayang nggak? Nah, never mind :p

Hari ini gue mau menghirup udara kebebasan sementara dulu, baru besok kerjain revisi studi mandiri. Semangaaaaaat!

life recently

Kehidupan gue yang hambar ini sedang dihantui dengan banyak sekali peer yang menumpuk: 2 paper konferensi internasional & 1 jurnal internal. 2 dari 3 peer itu deadlinenya minggu ini dan sekarang gue baru aja terbebas dari ujian akhir. Studi mandiri akhirnya menunjukkan titik terang dan gue sekarang lagi bersemangat banget ngerjainnya. Semoga perut gue bisa diajak kompromi sama deadline-deadline ini dengan gak melilit kalo diisi kopi beberapa cangkir.

Ruang seminar di sebelah lab gue lagi direnovasi buat pembangunan Lab Nokia. Entah apa itu Lab Nokia, yang jelas gue curiga kayaknya itu lab baru bakalan jadi kayak MIC di lantai 3, penuh dengan cowok-cowok yang main dota dan game-game lainnya. Gara-gara lagi ada renovasi itu, ketokan-ketokan palu dan canda tawa tukang-tukang yang ada di ruangan itu sampai ke lab gue. Gue, yang notabenenya berkubikel persis di sebelah tembok yang menghubungkan lab gue dan ruang itu kebagian berisik yang paling banyak dong ya. Akhirnya sekarang gue punya hobi baru, ngungsi di perpustakaan Crystal Knowledge yang oke punya itu loh.

Untuk entah berapa kalinya, gue bersyukur sekali jadi anak UI gara-gara ada perpustakaan ini.

Halah udah ah, mari lanjut kerjain peer-peer!