Sedang tergila-gila sama standalone piece-nya The Phantom of The Opera yang berjudul Love Never Dies. Dengan pengarang yang masih sama, si jenius Andrew Lloyd Webber, plot musikal yang ini bener-bener mengubah mindset gue tentang karakter-karakter yang ada di The Phantom of The Opera sebelumnya. Tapi walaupun mindset gue berubah, gue tetep cinta banget operanya sih :p
--------------------------------------------------
Berikut adalah plot cerita singkatnya:
Love Never Dies ini mengambil setting di sebuah pulau bernama Coney Island, dimana disitu ada sebuah taman hiburan yang baru dibangun, namanya Phantasma. Christine Daae diundang tiba-tiba untuk perform disitu oleh pemilik Phantasma yang ternyata adalah Phantom. Christine akhirnya berangkat ke Coney Island sama suaminya, Raoul, dan anaknya Gustave. Ternyata di Coney Island itu, Christine ketemu lagi sama Phantom dan akhirnya tahu bahwa sebenarnya Gustave itu bukan anaknya dia dan Raoul, tapi anaknya dia dan Phantom.
Sementara itu, teman lama Christine, Meg Giry sekarang jadi seorang stripper di Phantasma. Dia cukup terkenal di antara tamu-tamu yang ada disitu. Meg dan ibunya, Madame Giry, adalah orang-orang yang terus berada di samping Phantom waktu dulu Phantom diburu orang-orang di Paris. Mereka bertiga akhirnya pergi ke Coney Island dan membangun Phantasma. Sering berjalannya waktu, Meg mendapat bimbingan dari si Phantom untuk bisa perform di Phantasma dengan bagus. Karena terpesona sama kemampuan musiknya, Meg akhirnya jatuh cinta pelan-pelan sama Phantom, dan berharap setengah mati Phantom juga jatuh cinta sama dia, sama kayak Phantom dulu jatuh cinta sama Christine.
Begitu tahu Christine mau datang ke Phantasma, Meg merasakan sebuah perasaan insecure. Insecure karena takut popularitasnya turun karena Christine dan juga insecure karena takut Phantom bakalan ketemu sama orang yang dulu pernah dicintainya. Begitu insecurenya dia sampai Meg menyandera Gustave karena sangat sedih perasaannya dia tidak terbalas. Pada saat dia menyandra Gustave, dia bawa pistol untuk mengancam orang-orang yang akan menolong Gustave dan menangkapnya. Akhirnya, pistol itu nggak sengaja meletus dan mengenai Christine. Endingnya sungguh gak asik, Phantom sekali lagi harus kehilangan orang yang dia cintai, bukan hanya sementara, tapi selamanya.
--------------------------------------------------
Ini adalah karakter-karakter utama yang ada di Love Never Dies beserta perubahannya kalau dibandingkan sama mereka yang di The Phantom of The Opera:
1. Phantom
Tetep keren dan gak berubah. Tambah ganteng sih, mungkin gara-gara yang meranin Ramin Karimloo kali ya hohoho.
2. Christine
Christine Daae masih sama di musikal ini: cantik, disukai banyak orang, bersuara bagus, dan tipikal heroin banget. Sayangnya yang gue shock adalah, si Christine, yang dulu ketakutan banget sama si Phantom, kenapa bisa punya anak dari si Phantom? Padahal dulu di The Phantom of The Opera, Christine cerita ke Raoul kalau dia itu takut banget sama Phantom, tapi dia kasihan jadi dia nurut-nurut aja ikut beberapa musical lessons bareng Phantom. Errr, mungkinkah ada cerita di The Phantom of The Opera yang gue lewatkan?
3. Raoul
Raoul Vicomte de Chagny di musikal ini entah kenapa jadi pemarah banget dan teriak-teriak terus kerjanya sama Christine. Penyebab dia abusive kayak gini adalah karena dia sekarang jadi miskin dan sering banget main judi. Dia juga gak memiliki perasaan yang seperti dulu dia rasakan sama Christine.
4. Meg Giry
Ini yang perubahannya paling drastis. Di The Phantom Of The Opera, Meg adalah sahabat baiknya Christine. Cantik, baik hati, dan perhatiannya Meg sama sekali hilang di Love Never Dies. Meg disini jadi ambisius banget jadi primadona kayak Christine dan pada akhirnya juga jatuh cinta sama si Phantom. Dia bahkan menyandera anaknya Christine, si Gustave, cuma biar dapet perhatiannya Phantom.
Hal ini cukup bisa dimaklumin sih, soalnya pas Phantom dulu diburu orang-orang, Meg dan ibunya yang membawa Phantom melarikan diri ke Coney Island, tempat dia membangun Phantasma. Awalnya mereka bertiga hidup penniless dan gak punya apa-apa, sampai Meg terpaksa jadi prostitute untuk membayar biaya hidup mereka disana. Kasihan ya Meg, udah rela berkorban gitu, cintanya bertepuk sebelah tangan lagi :(
--------------------------------------------------
Yah kira-kira segitu aja review gue tentang Love Never Dies. Sebenarnya gue nggak nonton langsung musikalnya, gue cuma denger broadway tracksnya dan baca-baca review dari musikal ini jadi gue tahu jalan ceritanya. Pengen deh tapi nonton langsung, bentar lagi mau ada performnya di Australia. Ada yang mau beliin gue tiketnya? :)
Have a nice weekend :)
(source of images: google.com)
No comments:
Post a Comment