Men are inhuman, worthless
Hard and savage
On the average
Never to be trusted
Completely maladjusted, it's true
And if I'd not loved a few
I might have been as good as you
Warning: Postingan ini agak berisi "gender talk". Bagi yang merasa tersinggung, ya tolong diintrospeksi aja dirinya sendiri.
Hmmm, udah lama ya gue gak bikin postingan nyinyir di blog gue yang bertampilan manis ini. Tapi gue can't help buat nulis tentang pria dan ego mereka, yang kadang bikin gue (yang notabenenya berjenis kelamin wanita) jadi agak gerah.
Pria itu kebanyakan menganggap dirinya superior. Ini dibuktikan dengan lagu "Sabda Alam" yang bilang "wanita dijajah pria sejak dulu". Pria itu gak mau ngalah dan dikalahkan sama wanita. Gue jadi inget beberapa hari yang lalu, gue makan siang bersama salah satu teman sekelas gue. Doi itu anak S3, dan dia ngomongin tentang pendidikan yang akan semakin baik jika dituntut ke jenjang yang semakin tinggi. Terus dia menatap gue dan menanyakan pertanyaan yang paling gue benci sedunia. Berikut adalah percakapan gue dengan dia:
Dia: "Tieta sendiri kapan nih cari pasangan?"
Gue: "Errr, entar pak abis lulus Ph.D"
Dia: "*melolot* loh gak boleh gitu loh, cewek itu semakin tinggi pendidikannya semakin potensial gak laku, soalnya cowok itu akan ngeri sama cewek yang pendidikannya lebih tinggi dari dia"
Okay, cukup tau, ternyata cowok berpikiran sesempit itu masih exist di muka bumi ini.
Itu yang pertama. Yang kedua adalah pria itu kadang merasa cewek harus mengejar. Ya mungkin itu ego mereka yang bikin mereka berpikiran "kalo gue dikejar sama semakin banyak cewek, kepercayaan diri gue akan meningkat berlipat-lipat". Ya wajar sih, cewek juga gitu, semakin banyak ditaksir orang, maka dia akan semakin ngerasa dirinya berharga.
Salah satu tante gue pernah bilang ke gue kalau jika kita disukai sama orang, kita itu kayak raja, jika kita menyukai orang, kita itu kayak babu. Ya itu analoginya terlalu ekstrim sih. Tapi setelah dipikir-pikir, jika kita menyukai, dan perasaan kita gak mutual sama orang itu, pasti kita yang akan nelangsa sendiri. Dan sebaliknya kalau ada orang yang menyukai kita, dan perasaan dia ke kita gak mutual, alias kita gak suka sama dia, kita akan ada di posisi pemegang kunci kebahagiaan dia.
Kalau orang itu kita ulur-ulur terus, kita gak bilang either "gue juga suka sama lo" atau "gue gak suka sama lo", orang yang menyukai kita akan bertanya-tanya dong pastinya: "ini orang suka gak sih sama gue". Dan dari pengalaman gue, orang yang lagi suka sama orang itu delusional, dan delusi itu akan menyebabkan dia berasumsi bahwa kita juga suka sama dia.
Sekali lagi gue gak mengatakan bahwa semua orang yang lagi jatuh cinta itu delusional ya. Gue hanya mengatakan, orang yang kebanyakan ditarik ulur gak jelas itu sebagian besar delusional.
Nah, karena kita pemegang kunci kebahagiaan, kita jadi merasa diatas angin dong. Kadang kita jadi jahat, kita biarin aja ni orang yang suka sama kita deketin kita terus, sampek perasaan sukanya dia ke kita hilang sendiri, kita gak rugi ini. Tapi kan gak bisa gitu juga dong. Semua orang itu perlu kejelasan. As for me, kalau gue udah melihat ada ketidakjelasan diantara gue dengan orang yang gue suka, ya gue tinggalin. Ngapain perasaan itu diterusin dan bikin sakit hati?
(Ehm, ini gue lagi waras. Sejujurnya sih kalau gue lagi bener-bener deeply in love gue gak akan menterminasi perasaan gue dengan segitu mudahnya)
Bagi temen-temen gue, para pria yang merasa pernah melakukan ini pada teman-teman wanitanya, tolong segera introspeksi diri buat jadi yang lebih baik. Inget, semua makhluk Tuhan sama lho, bukan mentang-mentang wanita diciptakan dari tulang rusuk pria, berarti pria lebih superior. Enggak gitu!
Wanita diciptakan dari tulang rusuk pria itu karena tulang rusuk itu dekat sama jantung hati, yang berarti wanita itu harus selalu dilindungi dan dikasihi.
Idih omongan gue euy, romantis bener! *geli sendiri*